Powered By Blogger

Jam uMum Ne

Selasa, 17 Maret 2009

HUTAN INDONESIA

HUTAN INDONESIA

Restorasi Ekosistem diharapkan bisa menjadi solusi alternatif dalam mengatasi hancurnya hutan Sumatera saat ini. Upaya ini harus segera dilakukan karena hutan dataran rendah Sumatera kini diperkirakan hanya tinggal 650.000 ha. Demikian diungkapkan oleh Yusuf Cahyadin Koordinator Insiatif Sumetera Birdlife Indonesia, pada Ekspedisi Media di kawasan yang akan dijadikan area restorasi ekosistem, Minggu (4/12 ), yang difasilitasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi.

Kawasan yang akan direstorasi tersebut terletak di hutan yang sebagian besar terdapat di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin (Sumsel) dan Kabupaten Batanghari (Jambi) dengan luas kurang lebih 101,355 ha. Menurut Cahyadin ini akan menjadi sistem pengelolaan hutan yang sangat baru dan pertama di Indonesia.

“Kawasan ini hampir 35% dari luas keseluruhannya nyaris punah. Padahal di hutan ini keanekaragaman hayatinya sangat tinggi. Karena itu satu juta anggota kami termasuk Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris, mendukung penuh insiatif restorasi ekosistem yang diharapkan bisa menyelamatkan hutan dataran rendah yang masih tersisa di Sumatera,” demikian diungkapkan Ketua Program Global Royal Society for Protection of Birdlife (RSPB), Dieter Hoffman, yang ikut memandu para wartawan ekspedisi media di kawasan itu.

Ditandaskan Dieter, di kawasan tersebut teridentifikasikan sedikitnya 235 spesies burung, 36 jenis reptil dan amphibi , dan 37 jenis mamalia. Di sana juga terdapat satwa langka yang terancam punah seperti harimau sumatera dan enam jenis hutan, gajah asia, tapir, kera dan primata lainnya. Sedangkan jenis tumbuhan yang mendominasi sebagian besar kawasan ini, yaitu : Meranti (Shorea spp), Kempas (Koompasia excelsa), dan Balam (Palaquium spp). Di sana juga masih ada jenis pohon yang dilindungi berupa Bulian atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri), Jelutung (Dyera costulatia) dan Surian (Toona sureni) .

Di Jambi sendiri, yang juga mempunyai kawasan hutan dataran rendah yang cukup luas, saat ini diperkiarakan hanya tinggal 1,4 juta hektar. Hal ini ditambahkan oleh Koordinator Program KKI Warsi, Mahendra Taher. Penyebab utama dari berkurangnya kawasan hutan Jambi khususnya, Sumatera pada keseluruhan, menurut Taher disebabkan illegal logging. Selain itu juga disebabkan karena hadirnya perkebunan besar kelapa sawit, aktifitas HPH/HTI dalam skal yang sangat luas. Karena itu pemulihan terhadap kawasan-kawasan yang rusak itu sebaiknya segera dilakukan.



2 komentar:

  1. Nice post... Emang sekarang ini kalo gak kita yang peduli dengan kondisi lingkungan ini, siapa lagi?
    Keep blogging ya..

    BalasHapus
  2. begh.........kren...gw suka bgt ne ma hasil lu...cinta lingkungan juga ya....tapi merokok kurangi dunk........

    BalasHapus